Memang
menjaga hafalan Al-Qur’an lebih berat ketimbang menghafalnya dari nol,
namun jangan berkecil hati bahwa bila niat kita baik, ikhlas karena
Allah, insya Allah Dia akan membimbing kita dalam menghafal dan menjaga
kitab sucinya. kalau Allah ridha kepada kita, maka kemudahan-kemudahan
yang akan kita dapati. Berikut adalah beberapa Tips untuk menjaga
hafalan Al-Qur’an, semoga bermanfaat buat anda khususnya dan buat kita
semua yang memiliki tekad yang kuat dalam menghafalkan Al-Qur’an :
Semoga Allah memilih kita untuk menjadi kekasihnya dengan adanya surat-surat Nya yang tertanam pada diri kita. Dan semoga Allah swt mentakdirkan kita untuk bisa bertemu denganNya dengan wajah yang berseri seri. amiien.
1. Pengaturan waktu
Pandai
mengatur waktu akan dapat membantu seorang penghafal Al-Qur’an dalam
memelihara hafalannya. Mengatur waktu untuk mengulang-ulang hafalan yang
senantiasa terus berkelanjutan, harus terus dilakukan oleh seorang
penghafal Al-Qur’an. Biasakan jangan melewatkan waktu tanpa melakukan
hal-hal yang bermanfaat.
Rasulullah
SAW telah memperingatkan, bahwa hafalan Al-Qur’an akan lebih cepat
hilang dan lepas bila dibandingkan dengan seekor onta yang terikat kuat
apa bila dia tidak selalu mengulang-ulang hafalannya tersebut.
عَنْ أَبِى مُوسَى عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « تَعَاهَدُوا هَذَا الْقُرْآنَ فَوَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَهُوَ أَشَدُّ تَفَلُّتًا مِنَ الإِبِلِ فِى عُقُلِهَا »
“
Jagalah Al-Qur’an, demi Yang jiwaku berada di tangan-Nya, Al-Qur’an
itu lebih cepat lepas dari pada seekor onta dari ikatannya” (H.R.
Bukhari)
so, yang lebih utama adalah seberapa banyak waktu yang kita luangkan untuk membaca, mengulang hafalan "surat-surat" cinta-Nya
2. Menyediakan waktu khusus
Dalam
proses muraja’ah (mengulang) hafalan, seorang penghafal Al-Qur’an
harus menyediakan waktu khusus, misalnya sebelum atau sesudah subuh,
sebelum tidur, sebelum dan sesudah shalar fardhu. Siapapun dia, bila
mana sedang menekuni suatu pekerjaan dan memberikan porsi waktu yang
khusus, maka dia akan mendapatkan hasil yang tidak akan
mengecewakannya. Tengoklah bagaimana kehidupan para Ulama terdahulu
dalam pengaturan waktu, sehingga mereka dapat mewariskan karya-karya
besar mereka yang sampai hari ini masih menjadi rujukkan. Sabagian
mereka wafat diusainya yang belum begitu lanjut, akan tetapi mereka
dapat menulis dan menyusun banyak kitab. Dan satu lagi, yang terpenting bukan seberapa banyak hafalan yang bisa kita perbaiki, namun kontinuitas waktu yang kita miliki. Misal, waktu yang kita luangkan adalah habis sholat subuh selama setengah jam. kita fokus terhadap waktu tersebut, berapa pun yang kita dapatkan dalam setengah jam tersebut. Ini berkaitan dengan waktu, bukan banyaknya sesuatu yang kita dapatkan.
3. Wirid Al-Qur’an
Selain
menyediakan waktu khusus, seorang penghafal Al-Qur’an harus
memperbanyak tilawah, dia harus memiliki wirid Al-Qur’an yang rutin dia
lakukan setiap hari. Usahakan dapat membaca Al-Qur’an minimal satu juz
setiap hari, sehingga dalam waktu tiga puluh hari / satu bulan anda
akan mengkhatamkan tilawah Al-Qur’an. Sering membaca Al-Qur’an akan
dapat memudahkan seseorang dalam menghafal Al-Qur’an. sekali lagi butuh pengorbanan dalam hal waktu untuk membaca quran
4. Menjadi Imam Shalat
Hafalan
anda akan selalu melekat dalam ingatan anda apabila selalu anda baca
dalam shalat, khususnya saat shalat malam atau qiyamullail. Terlebih
saat menjadi imam shalat tarawih di suatu masjid yang antara pengurus
jamaah meresa tidak keberatan bila mana sang iman membaca satu juz untuk
setiap malamnya. Hal ini mungkin bisa terlaksana di lingkungan keluarga atau ketika kita sholat malam sendirian.
5. Mengajarkan orang lain
Salah
satu cara yang paling efektif dalam menjaga hafalan adalah mengajarkan
orang lain, karena pada saat mendengarkan hafalan muridnya, maka
secara tidak langsung dia sedang mengulang-ulang hafalan. Tentunya dengan kesungguhan ingin mentularkan hal yang baik apa yang ada pada kita. yaitu hafalan al Quran yang kita miliki.
6. Mendengarkan bacaan orang lain
Banyak
mendengar akan memudahkan kita menghafal, cepat hafal, selain sering
membaca juga karena sering mendengar bacaan orang lain. Buatlah
kesepakan atau janji bersama teman anda yang sedang menghafal Al-Qur’an
untuk saling menyimak, sehingga bila mana anda atau teman anda keliru
dalam membaca maka saat itulah anda berdua akan saling mengoreksi. Sehingga meminimalisir bacaan yang kurang tepat dalam hal cara membacanya.
7. Mendengarkan kaset atau CD Al-Qur’an
Pilihlah
salah satu bacaan syaikh terkenal, yang tilawahnya tersebar di seluruh
dunia dan cenderung diminati lagunya dalam membaca Al-Qur’an, seperti
Syaikh Mahmud Khalil Al-Hushari, Syaikh Muhammad Siddiq Al-Minsyawi,
Syaikh Abdullah bin Ali Bashfar, Syaikh Abdurrahman Al-Hudzaifi, Syaikh
Suud Syuraim, Syaikh Abdurrahman Al-Sudais dll.
8. Membaca sejarah para penghafal Al-Qur’an
Untuk
memberikan motivasi dan semangat baru maka anda juga harus membaca
perjalanan para ulama dan orang-orang yang menghafal Al-Qur’an, anda
akan dapat mengambil pelajaran dari pengalaman mereka serta dapat
memperbaharui semangat anda. Dan tentunya mempunyai cita cita yang tinggi menjadi pewaris al Quran. Yaitu seseorang yang benar benar berpegang teguh pada al Quran. Mau menjalankan nilai nilai yang ada pada al Quran. sehingga pantas di sebut "Hamilil Quran Lafzhon wa Ma'nan wa 'Amalan "
9. Membiasakan membaca tanpa melihat Mushaf
Biasakan
mengulang hafalan tanpa melihat mushaf, karena bila mana membaca
hafalan selalu melihat mushaf maka akan ada ketergantung selalu ingin
melihatnya. Kecuali apa bila anda sudah tidak dapat melanjutkan bacaan,
maka boleh anda melihat mushaf.
10. Menjauhi kemaksiatan
Jiwa
yang selalu berlumuran kemaksiatan dan dosa, sulit untuk menerima
cahaya Al-Qur’an, hati yang tertutup disebabkan dosa-dosa yang
senantiasa dilakukannya, tidak mudah menerima kebaikan, mentadaburi
ayat-ayat Al-Qur’an
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآَنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur’an ataukah hati mereka terkunci?” (Q.S. Muhammad : 24)
Dalam sejarah tercatat bahwa Imam Syafi’i rahimuhullah
tergolong ulama yang memiliki kecepatan dalam menghafal, bagaimana dia
mengadu kepada gurunya, Waki’, suatu hari dia mengalami kelambatan
dalam menghafal. Maka gurunya lalu memberikan obat mujarrab, yaitu agar
dia meninggalkan perbuatan maksiat dan mengosongkan hati dari setiap
penghalang antara dia dan Tuhannya.
Imam Syafi’i rahimahullah berkata : Aku
mengadu kepada (guruku) Waki’ atas buruknya hafalanku. Maka diapun
memberiku nasihat agar aku meninggalkan kemaksiatan. Dia memberitahuku
bahwa ilmu itu adalah cahaya. Dan cahaya Allah tidak akan diberikan
kepada orang yang bermaksiat.
11. BerdoaSemoga Allah memilih kita untuk menjadi kekasihnya dengan adanya surat-surat Nya yang tertanam pada diri kita. Dan semoga Allah swt mentakdirkan kita untuk bisa bertemu denganNya dengan wajah yang berseri seri. amiien.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusthanks sangat membantu
BalasHapus